Jumat, 11 Juni 2010

KENDAL MENJADI KABUPATEN


Sang nujum itu benar-benar titis pikir. Puteri Bondan Kejawan beriringan kasih sayang dengan KiAgeng Ngerang. Tuturnya dari sini lahir sang Bahu, sorang cicit yang berdampingan dengan Pangeran Benowo sang Mahkota Pajang. Ikatannya ditali dengan batin seperguruan sang leluhur. Setia tak gampang merekah. Tanah Kukulan mengantar sang Bahurekso berdekat diri dengan orang agung dari Mataram, dimulai dari anugerah nama, Kyai Ngabehi Bahurekso, dan selanjutnya Raden Tumenggung Bahurekso, sang Adipati Kendal. Alas Roban dan Alas Gambiran, Batang dan Pekalongan karya utama sang Bahu, yang berdampingan dengan pengejawantahan Nawangsari sebidadarian dengan Nawangwulan. Sang kekasih Bahurekso terpatri di hati dengan sebutan Dewi Lanjar. Magangan, Plantaran, Kali Aji, Sabetan dan Ngeboom merupakan saksi bisu dan monumen yang terlupakan dari sejarah sebuah kabupaten di Kaliwungu. Pusat budaya. Kota kecil itu menjadi kota besar, dan dari Klaiwungu berhasil menembus Batavia pada Kaladuta. Nama Kendal tidak lagi menasional tetapi telah melangit di tingkat internasional. Sang Bahurekso, adipati, gubernur pesisir Jawa dan dan panglima perang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar